Profil Saya
Nama : Vita Dina Mawarni
Kelas : XII IPS 5
TTL : 29 April 2001
Alamat : Muneng Gribig Gebog Kudus
Sekolah : SMA NU Al Ma'ruf
Saya akan sedikit mengulas tentang asal usul desa Gribig
berikut penjelasanya :
Masjid yang dikenal sebagai masjid wali dan diberi nama At-Taqwa itu
didirikan pada sekitar tahun 1599 M oleh Sunan Kedu dibantu oleh
sejumlah santri. Di belakang masjid yang tak sempat saya kunjungi itu
terdapat makam Ki Hadiwijoyo, salah satu putera Sunan Kedu, dan dua
orang kerabatnya. Di belakang masjid juga terdapat sebuah batu yang
disebut Batu Kenong, serta sebuah belik.
Saya akan sedikit mengulas tentang asal usul desa Gribig
berikut penjelasanya :
Asal Usul Desa Gribig
Gribig : berasal dari nama KI AGENG GRIBIG
pada jaman dahulu Ki Ageng Gribig
belajar ilmu agama pada Sunan Kudus, selama menuntut ilmunya ia singgah
di kediaman Syeh Abdul Basyir ( Sunan Kedu ) di desa tersebut, hingga
desa tersebut di beri nama GRIBIG.
Berikut penjelasan lebih lanjut:
Masjid yang dikenal sebagai masjid wali dan diberi nama At-Taqwa itu
didirikan pada sekitar tahun 1599 M oleh Sunan Kedu dibantu oleh
sejumlah santri. Di belakang masjid yang tak sempat saya kunjungi itu
terdapat makam Ki Hadiwijoyo, salah satu putera Sunan Kedu, dan dua
orang kerabatnya. Di belakang masjid juga terdapat sebuah batu yang
disebut Batu Kenong, serta sebuah belik.
Cungkup Makam Sunan Kedu berukuran sekitar 6x6 meter dipagari ram-ram
logam tipis rendah dengan pilar kecil di setiap sudutnya dan dua pilar
di setiap tengah sisinya yang semuanya menyangga pinggiran atap.
Bangunannya masih terlihat relatif baru dan rapi. Pintu cungkup yang
terbuat dari kayu jati dengan ukir elok itu dikunci, dan Kasmudi pun
pergi untuk mencoba keberuntungan mencari rumah juru kunci.
Tampak depan bangunan cungkup Makam Sunan Kedu Gribig Kudus dengan teras selebar sekitar dua meter yang bisa menjadi tempat menunggu atau berbincang para peziarah. Meskipun tak ada tikar tergelar di sana namun lantainya terlihat cukup bersih. Jika pun kotor karena debu, di sana ada sapu yang bisa dipakai peziarah untuk membersihkannya. Di atas ukir pintu yang elok itu terdapat tulisan "Sunan Kedu", dan di atasnya ada tulisan "Syaikh Ngabdul Basyir", gelar sang sunan setelah kembali dari Mekah.
Nama kecil beliau adalah Abdul Hakim, lahir di Parakan, Temanggung, dari ayah bernama Abdullah Taqwim. Pada serambi makam terdapat papan berisi informasi kegiatan, sementara jarum jam menunjuk angka 2 jam lebih cepat dari seharusnya. Bagian kiri, dan belakang cungkup merupakan tanah kosong, dengan gerumbul bambu cukup rimbun yang membuat suasana agak seram. Setelah menunggu sekitar enam menit datanglah Kasmudi dengan seorang pria yang setelah bertegur sapa ia lalu membukakan kunci pintu makam.
Ada dua makam berpenutup yang dibalut kain putih di dalam ruangan
cungkup, dengan model penutup sama persis. Di bagian pinggir bawah atap
cungkup kubur itu terdapat deretan bulatan putih yang berjumbai di
keempat sudutnya. Badan kubur pada foto di atas keramiknya berwarna biru
laut, sedangkan kubur yang satunya lagi berwarna putih.
Menurut cerita, nama Desa Gribig dimana makam berada berasal dari nama Ki Ageng Gribig yang pada suatu ketika beliau datang bersama Sunan Kedu dan Sunang Ngudung ke wilayah ini untuk berdagang dan berdakwah, dan ketika beristirahat di tempat itu mereka bertiga sepakat memberi nama Gribig sebagai tetenger.
Menurut cerita, nama Desa Gribig dimana makam berada berasal dari nama Ki Ageng Gribig yang pada suatu ketika beliau datang bersama Sunan Kedu dan Sunang Ngudung ke wilayah ini untuk berdagang dan berdakwah, dan ketika beristirahat di tempat itu mereka bertiga sepakat memberi nama Gribig sebagai tetenger.
Kabarnya setiap Jumat Kliwon pagi di tempat ini diselenggarakan
selamatan dengan sajian ikan lele dan kuthuk (gabus) bakar serta
membagikan beberapa batang rokok yang disponsori Djarum, perusahaan
rokok terbesar di kota Kudus. Sekitar 400 meter di sebelah selatan makam
memang terdapat brak (pabrik pelintingan rokok) Djarum yang besar,
dengan panjang bangunan tak kurang dari 430 meter. Perusahaan rokok
lainnya menyelenggarakan selamatan setiap malam Jumat. Selain acara
tahunan dan mingguan, ada pula doa bulanan yang dilakukan Minggu Legi.
Makam Sunan Kedu di Gribig Kudus ini menjadi tengara kegiatan penyebaran
agama Islam pada jaman dahulu di wilayah itu. Juga menjadi pengingat
pada pendekatan budaya yang sejuk dingin dan merangkul masyarakat yang
digunakan oleh para sunan dan wali, bukan dakwah yang mengedepankan
kekuatan massa, intimidasi dan kekerasan, yang justru mencoreng
keluhuran agama yang mengajarkan kedamaian dan menjadi rahmat bagi
seluruh alam ini.
Lokasi Makam Sunan Kedu Gribig Kudus ini berjarak 2,7 km dari Masjid Menara Kudus, arah ke utara, melewati Jl KHR Asnawi, lalu lanjut ke Jl Besito. Satu rumah setelah Puskesmas Gribig belok kiri masuk ke gang Al-Fatihah, dan jika lurus mentok akan sampai ke masjid. Dari masjid tinggal jalan kaki ke arah utara untuk sampai ke makam. Waktu itu kami belok kanan 75 meter sebelum masjid, sehingga tak mengetahui keberadaan masjid.
Lokasi Makam Sunan Kedu Gribig Kudus ini berjarak 2,7 km dari Masjid Menara Kudus, arah ke utara, melewati Jl KHR Asnawi, lalu lanjut ke Jl Besito. Satu rumah setelah Puskesmas Gribig belok kiri masuk ke gang Al-Fatihah, dan jika lurus mentok akan sampai ke masjid. Dari masjid tinggal jalan kaki ke arah utara untuk sampai ke makam. Waktu itu kami belok kanan 75 meter sebelum masjid, sehingga tak mengetahui keberadaan masjid.
No comments:
Post a Comment